Selasa, 06 November 2012

Kesadaran untuk "mensyukuri" musibah


Cerita klasik sederhana yg luar biasa ini Karya Andrie Wongso, 
ceirta ini telah menyadarkan banyak orang, termasuk kami. 
"dg membaca dan merenungkannya kalian akan di hibur dg MP3 yg kami sediakan":))

Di sebuah kerajaan, sang raja memiliki kegemaran berburu. 
Suatu hari, ditemani penasehat dan pengawalnya raja pergi berburu ke hutan. 
Karena kurang hati-hati,terjadilah kecelakaan, jari kelingking raja terpotong oleh pisau yg sangat tajam. 
Raja bersedih dan meminta pendapat dari seorang penasihatnya. Sang penasehat mencoba menghibur dengan kata-kata manis, tapi raja tetap sedih. 
Karena tidak tahu lagi apa yg harus diucapkan untuk menghibur raja, akhirnya penasehat itu berkata: 
"Baginda, apa pun yg terjadi patut disyukuri". 
Mendengar ucapan penasehatnya itu sang raja langsung marah besar: 
"Kurang ajar! Kena musibah bukan dihibur tapi malah disuruh bersyukur ...!" 
Lalu raja memerintahkan pengawalnya untuk menghukum penasehat tadi dengan hukuman tiga tahun penjara.Wow

Hari terus berganti. 
Hilangnya jari kelingking ternyata tidak membuat raja menghentikannya berburu.
Suatu hari, raja bersama penasehatnya yang baru dan rombongan, berburu ke hutan yang jauh dari istana. Tidak terduga, saat berada di tengah hutan, raja dan penasehat barunya tersesat dan terpisah dari rombongan. 
Tiba-tiba, mereka dihadang oleh orang-orang suku primitif. Keduanya lalu ditangkap dan diarak untuk dijadikan korban persembahan kepada para dewa. Sebelum dijadikan persembahan kepada para dewa, raja dan penasehat barunya dimandikan. 
Saat giliran raja yg dimandikan, ketahuan kalau salah satu jari kelingkingnya terpotong, yg diartikan sebagai tubuh yg cacat sehingga dianggap tidak layak untuk dijadikan persembahan kepada para dewa. uuyyeeaachh 
Akhirnya, raja ditendang dan dibebaskan begitu saja oleh orang-orang primitif itu.Dan penasehat barunya yang dijadikan persembahan kepada para dewa. subhanallah :))

Dengan susah payah, akhirnya raja berhasil keluar dari hutan dan kembali keistana. 
Setibanya di istana, raja langsung memerintahkan supaya penasehat yang dulu dijatuhinya hukuman penjara segera dibebaskan. "Penasehatku, aku berterimakasih kepadamu. 
Nasehatmu ternyata benar, apa pun yg terjadi kita patut bersyukur. 
Karena jari kelingkingku yg terpotong waktu itu, hari ini aku bisa pulang dengan selamat .... " 
Kemudian, raja menceritakan kisah perburuannya waktu itu secara lengkap. 
Setelah mendengar cerita sang raja, buru-buru sipenasehat berlutut sambil berkata:
 "Terima kasih baginda. Saya juga bersyukur baginda telah memenjarakan saya waktu itu. 
Karena jika saya tidak dipenjara, maka bukan penasehat yang baru itu yang akan jadi korban, melainkan saya yg bakal diajak beliau ikut berburu dan sayalah yg akan menjadi korban dipersembahkan kepada dewa oleh orang-orang primitif. 
Sekali lagi terima kasih baginda telah memenjarakan saya, sehingga saya tetap selamat saat ini. " ----------------
mantaappp gan!!! hehe

Cerita ini mengajarkan suatu nilai yg sangat mendasar, 
yaitu apa pun yang terjadi, selalu bersyukur, 
saat kita dalam kondisi maju dan sukses, kita patut bersyukur, saat musibah datang pun kita tetap bersyukur. 
Dalam proses kehidupan ini, memang tidak selalu bisa berjalan mulus seperti yg kita harapkan. 
Kadang kita di hadapkan pada kenyataan hidup berupa kekhilafan, kegagalan, penipuan, fitnahan, penyakemampit, musibah, kebakaran, bencana alam, dan lain sebagainya. 
Manusia dengan segala kemajuan berpikir, teknologi, dan kemampuan antisipasinya, senantiasa berusaha mengantisipasi adanya potensi-potensi kegagalan, bahaya, atau musibah.
 Namun kenyataannya, tidak semua aspek bisa kita kuasai.
Ada wilayah 'X' yg keberadaan dan keberlangsungannya sama sekali di luar kendali manusia. 
Inilah wilayah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan segala misterinya. 

Sebagai makhluk berakal budi, wajar kita berusaha menghindarkan segala bentuk marabahaya. 
Tetapi jika marabahaya datang dan kita tidak mampu untuk mengubahnya, maka kita harus belajar dengan rasa syukur dan jiwa yang besar untuk menerimanya. 
karna Dengan demikian beban penderitaan mental akan jauh terasa lebih ringan, kalau tidak, kita akan mengalami penderitaan mental yang berkepanjangan. 
Sungguh, bisa bersyukur dalam kondisi apapun merupakan kekayaan jiwa. 
Maka saya sangat setuju dengan kata bijak yang mengatakan 
KEBAHAGIAAN DAN KEKAYAAN SEJATI ADA DI RASA BERSYUKUR. Alhamdulillah :))

2 komentar: